- Seminar Kesehatan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
- Speech Contest
- Yuk Daur Ulang Sampah!
- Melawan DBD Dengan Fogging Di Masa Pancaroba
- Cinta Tanah Air Merupakan Fitrah
- Mengenal kekuasaan Dinasti Ayyubiyah
- Mengenal kekuasaan Dinasti Utsmaniyah
- Mengenal kekuasaan Dinasti Abbasiyah
- Masih Jamankah Ghosob Sendal?
- Riwayat ringkas imam al barjanji
Mengenal kekuasaan Dinasti Abbasiyah
Dinasti islam

Mengenal
lebih dekat Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah, dinisbahkan kepada nama seorang Paman Nabi, Abbas bin
Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abd al-Manaf. Sedangkan nama Dinasti Umayyah
dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Syam bin Abd al-Manaf.
Abd al-Manaf merupakan seorang juru kunci
ka’bah. Sepeninggalnya, tugas itu diberikan kepada Hasyim. Namun, Umayyah,
seorang budak yang dihadiahkan Abd Manaf kepada Abd Syam yang kelak dijadikan
anak angkatnya, merasa iri dengan tugas tersebut. Hingga akhirnya, ia ingin
mengambil alih dan menyingkirkan Hasyim, namun usahanya gagal.
Baca Lainnya :
- Mengenal kekuasaan Dinasti umayyah 0
- Mazhab Imam Hanafi0
- Mazhab Imam Syafi\'i0
- Mazhab Imam Maliki0
- Mengenal Mazahibul Arba\'ah0
Perseteruan antara Bani Abd Syam dan Bani Hasyim
semakin keras saat dinasti Umayyah berdiri. Penindasan terus menerus dilakukan
kepada keturunan bani Hasyim, khususnya keturunan Ali bin Abi Thalib bin Abdul
Mutholib dan Abbas bin Abdul Mutholib oleh dinasti Umayyah.
Baik keluarga Abbas maupun Ali, keduanya
memiliki ambisi untuk merebut kekhalifahan yang ada. Kelompok Syi’ah memiliki
kekuatan yang lebih kecil dibanding Bani Abbas, sehingga pemberontakan yang
dilakukan Syi’ah di Kufah berhasil dilumpuhkan oleh polisi dinasti
Umayyah. Karena kekalahan itu, akhirnya Syiah bergabung mendukung
Bani Abbas.
Dengan adanya kesamaan silsilah (Bani Hasyim)
dan nasib yang ditindas oleh dinasti Umayyah, kelompok Syi’ah menyangka Bani
Abbas dapat merepresentasikan kelompoknya. Sehingga, kelompok Syi’ah membantu
upaya Bani Abbas dalam melakukan revolusi untuk menggulingkan dinasti Umayyah.
Namun apa yang diharapkan Syi’ah tidak terbukti
karena saat Umayyah berhasil digulingkan, Bani abbas mengangkat Abul Abbas
as-Suffah (749-754) yang merupakan keturunan Abbas bin Abdul Mutholib sebagai
khalifah pertama bani Abbasiyah, bukan dari keturunan Ali bin Abu Thalib bin
Abdul Muthalib. Hal ini yang menjadikan Syi’ah merasa tersingkir dari dinasti
Abbasiyah.
Selain mendapat dukungan dari kelompok Syi’ah,
pendirian dinasti Abbasiyah juga mendapatkan dukungan dari kelompok mawali (non-Arab), karena pada
masa dinasti Umayyah kelompok mawali diperlakukan secara deskriminatif oleh pemerintah.
Kelompok ini menempati status sosial yang lebih rendah dibanding masyarakat
keturunan Arab.
Di masa awal kepemimpinan dinasti Abbasiyah, banyak
terjadi pertumpahan darah yang dilakukan oleh pemerintah Abbasiyah dengan
tujuan mengamankan kursi kepemimpinan dari kelompok-kelompok yang berpotensi
untuk mengambil alih kepemimpinan, seperti Khawarij, Syi’ah, dan keturunan Bani
Umayyah sebagaimana dilakukan oleh Abul Abbas as-Suffah.
Hal ini berbeda dengan yang dilakukan di masa
kepemimpinan khalifah kedua, Abu Ja’far al-Manshur (754-775) yang
mengkhawatirkan kursi kepemimpinannya diambil oleh orang-orang yang memiliki
pengaruh kuat saat itu, yakni:
Pertama, Abdullah bin Ali yang merupakan
komandan perang dan memiliki banyak pasukan di Khurasan. Dalam sebuah riwayat
dijelaskan bahwa ia menginginkan jabatan khalifah;
Kedua, Abu Muslim Al-Khurasani, adalah oang yang
berpengaruh dan sangat berjasa besar dalam pendirian dinasti Abbasiyah.
Al-Manshur khawatir kepemimpinannya akan dipengaruhi oleh keberadaan Abu
Muslim, sehingga kekuasaannya menjadi tidak mutlak;
Ketiga, Keturunan Ali bin Abi Thalib yang
dikhawatirkan akan menuntut jabatan sebagai khalifah karena masih satu
keturunan dengan bani Abbas, yaitu keturunan bani Hasyim.
Dalam menyikapi ketiga kelompok di atas,
al-Mansur tidak menggunakan cara kekerasan sebagaimana dilakukan pendahulunya.
Namun, ia melakukan adu domba di antara ketiga kelompok tersebut. Upaya
menyingkirkan lawa politik ini terus dilakukan dengan berbagai cara pada
periode selanjutnya, khususnya menyingkirkan kelompok Syi’ah.
