Pembatal dan penghilang pahala
2 hal yang yang harus di hindari ketika sedang menjalankan ibadah puasa
Ahad, 2025-03-09 | 17:14:18


Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga ibadah yang menuntut kesucian lahir dan batin. Dalam kitab At-Taqrirat As-Sadidah karya Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad Al-Kaf, disebutkan bahwa ada dua hal yang harus dihindari saat berpuasa: hal yang membatalkan puasa dan hal yang menghilangkan pahala puasa. Keduanya memiliki dampak yang berbeda dalam ibadah puasa seorang muslim.
1. Hal yang Membatalkan Puasa
Hal-hal yang membatalkan puasa disebut Mubthilat as-Shiyam. Jika seseorang melakukan salah satu dari hal ini, puasanya menjadi batal dan harus diganti (qadha) atau bahkan dikenai kaffarah (denda) dalam beberapa kondisi tertentu. Di antara pembatal puasa yang utama adalah:
Makan dan minum dengan sengaja – Jika dilakukan karena lupa, puasanya tetap sah, tetapi jika disengaja, maka puasanya batal.
Berhubungan suami istri di siang hari Ramadhan – Selain membatalkan puasa, ini juga mewajibkan kaffarah, yaitu berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin.
Muntah dengan sengaja – Jika seseorang muntah tanpa disengaja, puasanya tetap sah, tetapi jika sengaja memuntahkan isi perutnya, maka puasanya batal.
Haid atau nifas bagi wanita – Jika seorang wanita mengalami haid atau nifas meskipun hanya beberapa saat sebelum waktu berbuka, maka puasanya batal dan harus diganti di hari lain.
2. Hal yang Menghilangkan Pahala Puasa
Meskipun tidak membatalkan puasa secara hukum, beberapa perbuatan dapat menghilangkan atau mengurangi pahala puasa. Hal ini disebut Mufsidat al-Thawab, yaitu perbuatan maksiat yang mencederai kesempurnaan puasa. Di antaranya:
Ghibah (menggunjing) – Rasulullah ﷺ bersabda bahwa orang yang berpuasa tetapi masih berbuat dosa lisan seperti ghibah, puasanya hanya sekadar menahan lapar dan haus tanpa mendapatkan pahala yang sempurna.
Berdusta – Kebohongan dalam bentuk apa pun dapat mengurangi pahala puasa, karena puasa bukan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga dari perbuatan dosa.
Mengadu domba (namimah) – Perbuatan ini tidak hanya dilarang dalam Islam, tetapi juga merusak hubungan sosial dan menghilangkan keberkahan puasa.
Melihat sesuatu yang haram – Pandangan yang tidak dijaga, seperti melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, juga bisa mengurangi pahala puasa.
Berkata-kata kotor atau kasar – Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa orang yang berpuasa seharusnya menahan diri dari perkataan yang tidak baik dan menjaga akhlaknya.
Kesimpulan
Puasa yang sempurna bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga diri dari segala perbuatan yang dapat membatalkan atau mengurangi pahalanya. Seorang muslim yang ingin mendapatkan keberkahan dari puasanya harus berhati-hati dalam setiap ucapan dan tindakannya. Dengan demikian, puasa yang dijalankan tidak hanya sah secara hukum, tetapi juga bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ.
Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik dan mendapat pahala yang sempurna. Aamiin.
KATEGORI YANG SAMA


Sholat Penolak Bala di Bulan Safar
Rebo wekasan