Tahapan tahapan diturunkannya alquran
Proses Turunnya Alqur’an
Ahad, 2025-09-28 | 18:21:34
Al-qur’an sebagai kitab suci umat Islam dan juga sebagai penuntun bagi seluruh umat dalam menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat, tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi seluruh umat manusia dan jin merupakan mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW. Mukjizat yang saking besarnya membuat semua yang berhubungan dengan Al-qur’an selalu menarik untuk dikaji oleh para ulama, cendekiawan muslim, orientalis atau siapapun yang tertarik untuk mendalami Al-qur’an, tidak terkecuali tentang bagaimana proses penurunan Al-qur’an.
Penurunan Al-qur’an atau bisa juga disebut nuzulul Qur’an merupakan sebuah rangkaian proses bagaimana Allah SWT. Menurunkan Al-qur,an melalui perantara malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW. Hal ini juga sudah termaktub dalam beberapa ayat Al-qur’an.
قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
Artinya : Katakanlah (Nabi Muhammad), “Ruhulkudus (Jibril) menurunkannya (Al-Qur’an) dari Tuhanmu dengan hak untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang muslim (yang berserah diri kepada Allah).” (Nahl : 102)
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ
“ Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurus (makhluk-Nya) secara terus-menerus”.(Al Baqarah : 255)
Dengan adanya ayat ini, maka terpatahkanlah tuduhan-tuduhan dari orang-orang yang meragukan bahwa Al-qur’an memang berasal dari Allah SWT. Seperti tuduhan dari seorang orientalis Bernama Abraham Geiger yang mengatakan bahwa Al-qur’an itu dipengaruhi oleh ajaran Yahudi atau orientalis lainnya asal Skotlandia yaitu William Muir yang berpandangan bahwa Al-qur’an sebagai kata-kata nabi Muhammad yang dicatat selama hidupnya dan berkembang seiring berjalannya kehidupan nabi(Asman, Muliani, Amin, 2024), Muir juga melihat Al-qur’an hanya kumpulan dari renungan pribadi nabi Muhammad SAW . Hal ini jelas dibantah oleh banyak pemikir muslim, salah satunya yang ditegaskan oleh Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah “ dengan demikikian, maka jelaslah bahwasanya Al-qur’an kalamullah yang berasal dari Allah kepada nabi Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril”.
Proses penurunan Al-qur’an dari Allah SWT. sampai nabi Muhammad SAW. tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui beberapa tahapan, yaitu:
-
Diturunkannya Al-qur’an oleh Allah SWT. ke lauhil mahfudh. Hal ini selaras dengan firman Allah :
بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ ࣖ ( البروج/85: 21-22)
Terjemahan Kemenag 2019
Artinya: “Bahkan, (yang didustakan itu) Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauhulmahfuz) (Al-Buruj/85:21-22)
Pengertian lauhil mahfudh secara umum adalah sebuah tempat yang tersimpan di dalamnya segala sesuatu yang terkait dengan Qada dan Qadar Allah, juga terdapat didalamnya semua perkara baik yang sudah terjadi atau akan terjadi. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana wujud Al-qur’an ketika diturunkan ke lauhil mahfudh, ini dikarenakan manusia tidak dapat menjangkau alam lauhil mahfudh dan juga tidak terdapat dalil yang dapat memastikan hal ini.
-
Diturunkannya Al-qur’an dari lauhil mahfudh ke baitul izzah. Baitul izzah adalah langit yang paling bawah atau langit dunia menurut pendapat yang paling shohih. Tahap kedua ini disandarkan pada firman Allah :
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. (Al qodr: 1)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
185. Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur. (Al Baqarah : 185)
Ayat-ayat diatas menerangkan bahwa Al-qur’an diturunkan pada malam kemuliaan atau malam lailatul qadar ke Baitul izzah(langit dunia). Malam ini juga biasa disebut dengan dengan malam nuzulul qur’an . Ada pendapat yang kuat bahwa Alqur’an diturunkan sebanyak dua kali, yaitu: bahwa Al-qur’an diturunkan secara sekaligus ke Baitul izzah, lalu diturunkan dari langit dunia kepada nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun. Ibn Abbas menilai tidak ada pertentangan antara kedua ayat diatas yang berkenaan dengan turunnya Al-qur’an.
-
Diturunkannya Al-qur’an melalui perantara malaikat Jibril langsung kepada nabi Muhammad SAW. Firman Allah yang menerangkan tentang hal ini adalah :
وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا
106. Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap.
Proses penurunan Alqur’an sendiri merupakan suatu kejadian yang mengejutkan bagi nabi Muhammad SAW. Dimulai dari kebiasaan beliau untuk berkhalwat di gua Hira dalam waktu yang cukup lama, sampai suatu ketika di bulan Ramadhan, malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama dari Allah SWT. yaitu surah Al-alaq ayat 1 sampai 5. Sepeninggal malaikat Jibril, beliau pulang dalam keadaan pucat dan menggigil dan ketika sampai di rumah, beliau langsung berkata kepada istrinya yaitu sayyidah Khadijah, “Selimuti aku! Selimuti aku!”. Khadijah lalu bertanya terhadap nabi tentang apa yang terjadi, nabi berkata, “Wahai Khadijah, sungguh aku mengkhawatirkan diriku.”
Dengan percaya diri dan tenang Khadijah menjawab, “Allah tentu akan menjaga kita wahai Abi Qasim. Bergembiralah dan teguhkanlah hatimu! Demi zat yang jiwa Khadijah berada dalam kekuasaannya, sesungguhnya aku berharap engkaulah yang akan menjadi nabi bagi umat ini. Demi Allah, dia tidak akan menghinakanmu selamanya, karena engkau selalu menyambung silaturahmi, berbicara benar, memikul beban orang lain, menghormati tamu, dan selalu membantu meringankan musibah orang lain di jalan yang benar.”
Khadijah membawa kabar ini kepada anak pamannya, Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang terjadi, setelah mendengarnya, Waraqah langsung berseru, ”Qudduus, Qudduus! Demi zat yang jiwa waraqah berada dalam genggamannya, jika engkau memercayaiku, wahai Khadijah, sungguh telah dating kepadanya wahyu Allah SWT, sebagaimana pernah datang kepada nabi Musa Alaihissalam dan nabi Isa Alaihissalam. Seungguhnya Muhammad akan menjadi nabi bagi umat ini. Katakanlah kepadanya supaya ia tetap tegar.”
KATEGORI YANG SAMA
Sholat Penolak Bala di Bulan Safar
Rebo wekasan